BANDARLAMPUNG-Program Pembangunan Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) di Kecamatan Bengkunat, Belimbing, Lampung Barat, yang dalam perencanaan akan
terwujud pada 2013 dan diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nelayan, kini
menjadi bangunan terbengkalai.
Pembangunan dermaga, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) dan water
breaker tak ada yang dapat digunakan. Kerugian tidak hanya berdampak pada
masyarakat nelayan tapi juga perekenomian negara.
Pembangunan dermaga Pelabuhan Perikanan Nelayan (PPN) menelan
dana Rp3,4 miliar ditahun 2012 sedangkan pembangunan water breaker yang menelan
dana Rp3,8 miliar ditahun 2015. Kedua pembangunan fisik tersebut tidak ada yang
rampung, bahkan penahanan ombak yang berada digaris pantai saat sudah ambruk.
Masyarakat setempat menyesalkan tak rampungnya pembangunan yang
dialokasikan dari dana APBN tersebut. “Ya dulu rame nya sih ada TPI dan dermaga
tapi sekarang yang ada hanya bangkai bangunannya saja. Untung ada TPI umum yang
ada didekat pasar jadi dapat menopang transaksi penjualan ikan nelayan disini,”
ujar Lukman salah seorang nelayan yang bertempat tinggal dekat dermaga.
Dalam rencana Pembangunan Pelabuhan Nusantara itu, Pemerintah
Kabupaten Lampung Barat telah membebaskan lahan seluas 33 hektare (ha). Kemudian
bantuan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung pada tahun 2007
melalui anggaran APBD dan APBN.
Pematangan lahan dalam rangka pembangunan pelabuhan tersebut perikanan melalui "land clearing" (pembersihan dan pematangan lahan) yang di anggarkan pada tahun 2007 sekitar Rp800 juta, dan telah rampung dikerjakan. Pembangunan PPN tersebut diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp60 miliar lebih yang rencananya akan diselesaikan dengan pengerjaan tahun jamak.
Garis pantai yang terdapat di Pesisir Lampung Barat berada di sepanjang 210 km atau merupakan 19 persen dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.
Kewenangan Kabupaten sejauh nol sampai empat mil (168.941 ha), potensi penangkapan ikan mencapai 142.197 ton/tahun dengan total produksi mencapai 9.535 ton.
Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi diantaranya tuna, setuhuk (blue marlin) dan lobster. Karakteristik produk perikanan bersifat mudah dan cepat membusuk (hight perishable) sehingga memerlukan penanganan yang cepat (handling).
Pematangan lahan dalam rangka pembangunan pelabuhan tersebut perikanan melalui "land clearing" (pembersihan dan pematangan lahan) yang di anggarkan pada tahun 2007 sekitar Rp800 juta, dan telah rampung dikerjakan. Pembangunan PPN tersebut diperkirakan akan menelan dana sebesar Rp60 miliar lebih yang rencananya akan diselesaikan dengan pengerjaan tahun jamak.
Garis pantai yang terdapat di Pesisir Lampung Barat berada di sepanjang 210 km atau merupakan 19 persen dari panjang garis pantai Provinsi Lampung, yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia.
Kewenangan Kabupaten sejauh nol sampai empat mil (168.941 ha), potensi penangkapan ikan mencapai 142.197 ton/tahun dengan total produksi mencapai 9.535 ton.
Potensi ikan bernilai ekonomis tinggi diantaranya tuna, setuhuk (blue marlin) dan lobster. Karakteristik produk perikanan bersifat mudah dan cepat membusuk (hight perishable) sehingga memerlukan penanganan yang cepat (handling).
Pages