BANDARLAMPUNG : Bunda PAUD Ny. Yustin Ridho Ficardo dan anak-anak berkebutuhan khusus di Pusat Layanan Autis (PLA) bernyanyi bersama dengan penuh haru, di Kota Metro. Syair lagu “Jangan Menyerah D’Masiv” begitu menggugah hingga tak terasa air menetes di pipi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Lampung ini.  

Dijelaskan Karo Humas dan Protokol Bayana menyampaikan Bunda PAUD Provinsi Lampung mengunjungi Pusat Layanan Autis usai menghadiri Sikat Gigi Masal di Lapangan Tejo Sari Kota Metro.
Dikatakan Karo Humas, dalam kesempatan tersebut  Yustin Ridho Ficardo melihat aktivitas-aktivitas dalam ruang kelas terapi perilaku, Terapi Okupsi, Terapi Integrasi Sensori, Terapi Wicara, Terapi Snoezelen (Multisensory therapy), Remedial Terapi, Terapi Gym, Biomedik Terapi dan Medikamentosa. Ketua Tim Penggerak PKK nampak antusias melihat aktivitas 36 anak-anak berkebutuhan khusus tersebut. 

Dalam kunjungan tersebut Bunda PAUD ini didampingi Wali Kota, Wakil Wali Kota, Ketua DPRD, Kapolresta, DANDIM, dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Lampung.

Kepala UPT Pusat Layanan Autis (PLA) Kota Metro Eko Ismanto, ST memaparkan Tujuan Pusat Layanan Autis antara lain memberikan kesempatan kepada anak autis untuk memperoleh layanan asesmen dan intervensi agar mereka memperoleh kesiapan untuk mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan umum, satuan pendidikan kejuruan, satuan pendidikan khusus. 

Selain itu  membentuk perilaku adaptif anak autis dalam lingkungan dan  meningkatkan kemampuan komunikasi anak autis. “PLA juga diharapkan dapat membentuk kemandirian anak dan mendukung kemampuan dasar akademis anak autis serta menyelenggarakan konsultasi,” ujar Eko Ismanto.

Sementara itu  Kepala Bagian Humas Heriyansyah menjelaskan, gangguan perkembangan komplek yang gejalanya harus sudah muncul sebelum anak berusia 3 tahun. Gangguan Neurologi pervasif ini terjadi pada aspek neurobiologis otak dan mempengaruhi proses perkembangan anak. Akibat gangguan ini sang anak tidak dapat secara otomatis belajar untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri.


Gejala gangguan spektrum autisme mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan komunikasi, tetapi juga dicirikan oleh prilaku yang tidak biasa seperti gerakan berulang, mengepakkan tangan dan kurangnya kontak mata. Sebelumnya diagnotis dan intervensi terkait dengan hasil jangka panjang akan lebih baik. (R)