Petugas Bank Mandiri menghitung pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3).


JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (30/3) bergerak menguat sebesar 62 poin menjadi Rp 13.333 dibandingkan posisi yaitu Rp 13.395 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova, mengatakan bahwa paket kebijakan ekonomi jilid XI yang salah satunya menyasar peningkatan ekspor oleh pelaku UMKM melalui pemberian kredit usaha rakyat (KUR) akan menjadi penopang bagi perekonomian domestik.

"Secara umum, paket kebijakan yang sudah dikeluarkan hingga paket jilid XI, akan menjaga fundamental ekonomi nasional sehingga ruang penguatan rupiah cukup terbka," katanya.

Ia menambahkan bahwa proyeksi ekonomi kuartal I 2016 yang sedianya akan dirilis pada pertengahan April nanti juga diperkirakan berada di level lima persen, itu akan menambah sentimen positif bagi mata uang domestik terhadap dolar AS."Fundamental ekonomi kita masih positif, jika terjadi koreksi merupakan hal wajar," katanya.

Selain itu, kata dia, Ketua Federal Reserve Janet Yellen yang memberi sinyal akan berhati-hati dalam menaikkan suku bunga acuannya di tengah masih tingginya risiko ekonomi global membuat dolar AS menjadi kuran menarik bagi investor. "Sinyal hati-hati itu mengindikasikan The Fed belum akan menaikan suku bunga dalam waktu dekat," katanya.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa Ketua Federal Reserve yang masih mengutamakan kenaikan suku bunga bertahap, menghapus sentimen hawkish yang belakangan ini berkembang sehingga dolar AS melemah di kawasan Asia, termasuk di Indonesia.

"Ruang penguatan rupiah terbuka di tengah dolar AS yang tertekan di pasar global. Sentimen positif dari peluncuran kebijakan ekonomi XI serta pemangkasan BBM lanjutan juga turut membantu rupiah menguat," katanya.