Bandar Lampung (PeNa)- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung belum memaksimalkan pembangunan yang berorientasi pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pasalnya pengajuan pinjaman Pemkot pada PT PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 260 miliar diperuntukkan untuk pembiayaan pembangunan tujuh ruas jalan dan dua jalan layang pada 2017 mendatang.

Direktur Eksekutif KoPi Institute, Wendri Wahyudi  berpendapat dengan adanya rencana tersebut jelas terlihat orientasi Walikota Bandar Lampung baru sebatas pembangunan mercusuar sedangkan sektor-sektor strategis yang berpotensi mampu mendulang PAD tidak di optimalkan.

“ mengapa tidak fokus pada pembangunan yang mampu menghasilkan PAD seperti sektor retribusi parkir dan sektor lainnya yang dapat mendatangkan PAD, kalau hanya membangun jalan layang semua anggarannya memadai dan tidak menggangu keuangan daerah, ini sama saja mercusuar dan memaksakan kehendak, mengapa harus utang,”katanya, Sabtu 13 November 2016.

Kebijakan menambah hutang,katanya, berpeluang membuat kondisi keuangan daerah semakin tidak sehat karena proyeksi pendapatan untuk tahun anggaran 2017 beklum tentu sesuai dengan yang direncanakan.

“ Defisit tahun 2016 buah dari proyeksi pendapatan yang imajiner jangan sampai di tahun depan terjadi lagi, kita menambah hutang namun sektor pendapatan daerah yang direncakan kan belum tentu mulus sebagaimana yang direncanakan,”tegasnya.

Dikatakan Dia, Legislatif sebagai mitra kerja Pemkot hendaknya berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menyetujui pinjaman itu, tanpa adanya pertimbangan yang matang dikhawatirkan  defisit anggaran tahun 2016 kembali terulang di tahun 2017 mendatang.

“ Defisit tahun ini juga menjadi tanggungjawab DPRD Kota Bandar Lampung, mereka yang mengesahkan, seandainya pada pembahasan APBD 2016 lalu legislatif cenderung teliti dan mampu berhitung tentunya tidak akan terjadi defisit ratusan miliar di tahun 2016,”ujarnya.(Bung)