PESAWARAN (PeNa)-Fokusnya
pembangunan infrastruktur jalan di wilayah Kabupaten Pesawaran diduga mubazir
dan hanya menghabiskan anggaran pemerintah belaka.
Hal tersebut
ditengarai dari sistem pengawasan dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pesawaran
yang diakui lemah. "Ya lemah, karena SDMnya masih kurang, "
kata Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Pesawaran, Mahendra Syah Dhevy, Jumat
(17/2).
Selain persoalan
sumber daya manusia yang dianggap masih kurang, diduga pihak rekanan juga dalam
mengerjakan proyek jalan terkesan asal jadi. Kepada PeNa, Mahendra yang akrab
disapa Mahes mengatakan bahwa, temuan BPK dalam pemeriksaan akan dikembalikan
jika diketahui ada kelebihan pembayaran dalam auditnya. "Ya sudah, kan
nanti dikembalikan uangnya kalau memang ada temuan, " ujarnya.
Sebelumnya, Mahes
memastikan ada temuan pada pemeriksaan fisik jalan oleh tim BPK."Pasti ada
temuan, kan kalian lihat sendiri tadi hasil kordnya. Sample yang diambil
ketebalannya segitu (sekitar 1,5cm), " kata dia.
Menurutnya, ketebalan
jalan seharusnya empat senti meter dan minimumnya adalah tiga koma dua senti
meter. "Untuk standar ketebalan jalan yang dibangun maksimum empat senti
meter dan minimum tiga koma dua. Nah kalau yang tadi itu paling sekitar dua
senti meter, " ungkapnya.
Pemeriksaan oleh empat
pegawai BPK Perwakilan Lampung tersebut dilakukan secara acak (random) di Desa
Roworejo, Desa Halangan Ratu dan Desa Kagungan Ratu Kecamatan Negeri Katon. Dan
proyek jalan tersebut, satu dari Bina Marga dan tiga dari Cipta Karya Dinas PU
Kabupaten Pesawaran. "Ya tadi yang diperiksa itu, satu dari Bina Marga dan
Tiga dari Cipta Karya, " ujar Mahendra yang akrab disapa Mahes.
Dijelaskan dia, ada
tiga faktor penyebab cepat rusaknya jalan aspal. Pertama adalah pemadatan kurang,
kedua kadar aspal kurang dan ketiga ketebalan aspal kurang. "Tiga
penyebab cepat rusaknya jalan, yakni pemadatan kurang, kadar aspal kurang dan
ketebalan aspal kurang, " pungkas dia.
Pantauan dilapangan,
saat mesin kord melakukan sample matrial jalan ternyata ketebalan sekitar satu
senti meter sampai dua setengah senti meter. Sayangnya, pihak tim BPK enggan
dimintai keterangan dengan alasan tidak bisa. Ditanya namanya siapa, pun yang
bersangkutan tidak menjawabnya. "Kami tidak bisa memberi keterangan, Mas,
" kata wanita berjilbab yang mengaku sebagai ketua tim BPK.
Rombongan tim
pemeriksa menumpang tiga mobil. Mobil pertama Toyota Innova warna putih
berisikan empat pegawai BPK, kedua mobil grand Daihatsu pick-up dengan
mengangkut peralatan dan kord dengan tulisan dilambung kanan dan kiri Komite
Akreditasi Nasional (KAN) Universitas Bandar Lampung, laboratorium
pengujian tekhnik sipil aspal beton tanah survey. PeNa-spt.
Pages