Wakil Bupati Lampung Tengah Loeman Djoyosoemarto.net |
LAMPUNG TENGAH (PeNa)- Ketimpangan harga tanah yang ditetapkan tim apresial
jalan tol dianggap tidak rasional, hal itu menyebabkan timbulnya gesekan
horisontal ditengah masyarakat Lampung Tengah.
Kemarin, Wakil Bupati Lampung Tengah, Loekman Djoyosoemarto menyesalkan
sikap tim apresial yang ternyata tidak hadir dalam pembahasan keberatan warga
tiga kampung terkait penetapan harga yang tidak rasional tersebut.
“Jelas kita salahkan tim apresial, kenapa mereka tidak datang dalam
pembahasan ini. Terkait ganti rugi bukan pada pemerintah daerah kita hanya
hanya fasilitasi keberataan warga. Yang buat gaduh ini tim apresial dalam membuat
harga sangat tidak rasional, karena lahan yang letaknya bersebelahan saja bisa
berbeda harga,” ujarnya.
Ketidakhadiran tim apresial membuat rapat pembahasan ditunda. “Rabu depan
kita akan undang kembali tim apresial untuk selesaikan masalah ini,
jangan sampai tidak datang, kalau sampai tidak datang saya akan temui
kementrian agar mereka tahu kerja tim apresial sangat tidak trasparan,” tegas
Loekman.
Dijelasnkan, warga tiga kampung, Gunung Sugih, Gunung Sari dan Seputih Jaya
tidak keberatan dengan pembebasan lahan untuk kepentingan umum terlebih untuk tol.
Namun dalam memberikan perhitungan penetapan harga ganti rugi hendaknya melihat
sisi keadilan. Penolakan timbul akibat tim apresial yang menetapkan harga tanah
berbeda dari Rp130-630 ribu per meter pada hal tanah tersebut letaknya hanya
bersebelahan.
“Intinya warga tidak ada masalah dalam pembebasan lahan asal sesuai dan
tidak ada berat sebelah sehingga timbul kecemburuan yang berakibat lambatnya
pembangunan jalan tol,” kata dia.
Sementara Forum masyarakat pembebasan jalan tol Gunung Sugih, Gunung
Sari, Seputih Jaya kecewa dengan tim apresial pembebasan lahan.
“Kami sebagai warga, sebagai kuasa forum lahan Gunung Sugih, masyarakat
bukan tidak mau ada jalan tol, namun dalam ganti rugi kita minta yang wajar dan
jangan tebang pilih,” ujar Ibrahim Ketua Forum Masyarakat Pembebasan Jalan Tol
Gunung Sugih.
Warga yang tidak mau menerima ada 107 bidang karena harga sangat jauh
sekali tanah bersebelahan saja ada Rp130 ribu, namun ada yang Rp160 ribu akan
tetapi ada yang lebih sampai Rp638 ribu ini timbul kecemburuan sosial.
Ibrahim kembali menjelaskan jumlah warga keberatan 83 orang 107 bidang
terdiri gunungsugih 13 orang 26 bidang. Gunung Sari 65 orang dengan 78 bidang, Seputih
Jaya 3 orang dengan 3 bidang.
“Kita masih upaya mediasi, kalau sampai tidak ada jalan temunya akan kita
gugat pengadilan,” ujarnya.
Pages