C360_2016-04-22-14-23-52-692*Kesepatan awal tidak ada ganti rugi

LAMPUNG TENGAH (PeNa)- Nasib 32 hektar lahan warga yang tergerus dan tertimbun tanggul penangkis banjir di Tambak Boyo Seputih Surabaya Lampung Tengah makin tak jelas.

Klaim Balai Besar Wilayah Sekampung (BBWS) Mesuji-Sekampung yang menyatakan ganti rugi telah difasilitasi pemerintah kabupaten setempat ternyata tak seirama. Bupati Lampung Tengah Mustafa saat dihubungi melalui ponlsenya secara tegas meminta kepada pihak balai, rekanan dan warga untuk tidak kaku dalam mengatasi permasalahan tersebut. “Jangan kaku lah, saya sudah minta kepada balai karena ini kegiatan mereka untuk dapat menyelesaikan secara konverhensif dari segala hal,” kata dia.

Gagasan tanggung renteng yang dilemparkan kepada warga ternyata ditolak tegas warga mengingat luasan lahan yang terkenagalian dan timbunan tanggul sangat luas. “Kalau tanggung renteng itu tidak mungkin dilakukan warga akan keberatan menanggung beban kerugian warga lain. Saya sendiri belum bisa berkomentar banyak terkait permasalahan ini karena masih dalam pembicaraan,” kata dia.

Ditegaskan, dalam perencanaan di BBWSMS tidak dianggarkan penggantian rugi lahan yang terkena galian dan timbunan. Sedangkan jika ganti rugi dibebankan pada APBD II, maka dipastikan tidak akan mampu. “Ya kalau kami (Pemkab) tidak akan mampu menanggung beban ganti rugi, ini kan semua yang merencanakan dari balai. Coba koordinasi dulu sama Bu Ani bagaimana perencanaannya sehingga timbul permasalahan seperti ini,” tegasnya.

Pemkab Lamteng juga sangat berharap jika kegiatan tanggung penangkis banjir ini tidak terhambat. “Kasian warga Lamteng, karena kami khawatirnya nanti banyak rekanan yang enggan bekerja di Lamteng seperti di Segala Mider,” imbuhnya.

Sementara itu, dihubungi melalui ponselnya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BBWSMS Any Rahayu mengakui pekerjaan terdapat permasalahan. “Sedikit bermasalah, tapi sudah selesai kalau bapak tidak yakin coba saja tanya kepada bupati Lampung Tengah,”kata dia.

Any keberatan dengan beberapa warga yang berbicara di media dengan asumsi dikhawatirkan hanya akan memprovokasi permasalahan yang sedang dicari jalan keluarnya. “Saya sedang mencari warga yang bicara di koran itu, karena kami tidak ingin ada provokasi,”tegasnya. BUNK GUS