TANGGAMUS (PeNa)-Kopi merupakan salah satu komoditi unggulan di Kabupaten Tanggamus, namun banyaknya petani kopi belum mampu mendongkrak hingga level dunia hal ini lantaran adanya beberapa permasalahan strategis.
Demikian diungkapkan Asisten Bidang Ekobang Setkab Tanggamus Andi Wijaya saat membuka workshop revitalisasi pengembangan dan pelestarian Kopi Lampung di Hotel 21 Gisting, Senin (28/11).
Workshop yang mengambil tema peningkatan kapasitas pelaku usaha kopi menuju industri hilir yang mandiri berbasis budaya itu dihadiri Staf ahli bidang UMKM Kementerian Koordinator PMK Sidgy Lego Pangesti Suyitno dan jajaran Kemenko PMK, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Tanggamus FB. Karjiono dan sejumlah kepala SKPD dilingkup Pemkab Tanggamus.
Dijelaskan Andi, produksi dan produktifitas kopi di Tanggamus masih rendah akibat banyaknya tanaman tua/rusak rata-rata usia pohonya sudah adalah 30 tahun keatas, belum menggunakan benih unggul kurangnya perawatan serta serangan hama dan penyakit.
"Posisi tawar petani dipedesaan sangat rendah, sehingga transaksi harga lebih banyak ditentukan pembeli. Komoditas ekspor masih didominasi oleh bahan baku primer dan belum mengarah pada komoditas yang meminta pasar dunia, kualitas belum memenuhi ekspor, kemampuan modal petani sangat terbatas, sarpras pengelolaan kebun yang masih sangat terbatas. Kemampuan kelembagaan petani masih lemah," ujar Andi.
Sementara itu, lanjutnya, bahwa kondisi yang dihadapi oleh petani di Tanggamus yakni rendahnya harga kopi ditingkat petani dibandingkan dengan harga beli konsumen. "Ini akibat  proses oligopoli, budaya kopi masih tradisional dan bibitnya juga belum unggulan, inilah yang harus dipecahkan secara bersama-sama," ungkap Andi.
Kegiatan Revitalisasi Pengembangan dan Pelestarian Kopi ini lanjut Andi sangat bermanfaat demi kemajuan budi daya kopi di Tanggamus. "Semoga dengan workshop ini dapat memberikan kontribusi positif bagi pengembangan kopi di Lampung dan Tanggamus," pungkas Andi.
Sementara itu Kepala Dishutbun Tanggamus Karjiono menambahkan jika Provinsi Lampung merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia dengan luas areal perkebunan sekitar 162.000 Ha dengan kontribusi 65 persen volume ekspor kopi robusta nasional sementara kabupaten Tanggamus memberikan kontribusi terbesar kedua di Lampung setelah Lampung Barat sebesar 25 persen.
"Pada tahun 2015 luas lahan kopi di Kabupaten Tanggamus sebesar 43.916 ha dengan produksi 27.581 ton dengan jumlah petani kurang lebih 48.949 kk yang merupakan perkebunan rakyat. Disamping itu Tanggamus juga memiliki lahan kopi dikawasan hutan lindung dengan skema HKm seluas 26.677 ha dan produksi 21.341,6 ton dikelola oleh 15 HKm," ujar nya.(Opoy)