MESUJI
(PeNa)-Puluhan kegiatan pembangunan drainase dengan anggaran miliaran rupiah
dibangun dengan batako sebagai material dasar. Tak hanya itu, pembangunan
jembatan dengan bentang dibawah 10 meter pun menggunakan batako sebagai
material penunjang.
Direktur
Masyarakat Transparansi Lampung (Matala), Charles Alizie menegaskan, kebijakan
pemerintah khususnya dalam hal perencanaan yang menempatkan batako sebagai
material utama sangat disayangkan. Karena, penggunaan batako akan berpengaruh
pada kualitas dan umur dari bangunan tersebut.
“Ya
ini kan kesalahan yang sudah terstruktur sebenarnya. Kalau diperhatikan dalam
setiap kegiatan itu ada perencanaan. Tentunya konsultan perencanaan akan
melihat material yang digunakan tidak hanya dari sisi harga tapi kualitas untuk
menjaga umur dari bangunan,” kata dia.
Batako
merupakan material pentukung yang tidak pernah digunakan untuk bangunan
drainase atau jembatan, dijelaskan Alizie, dengan struktur berongga pada bagian
tengah akan sangat berpengaruh pada kekuatan. “Strukturnya sendiri diciptakan
untuk tidak menahan beban berat atau tekanan dalam waktu yang singkat seperti
tekanan air. Kemudian dari struktur pori yang besar akan menyerap air lebih
besar dari batu atau batu bata sehingga cepat rapuh jika digunakan dalam kondisi
terendam air,” tegasnya.
Lebih
lanjut, Alizie menilai kebijakan pemerintah Kabupaten Mesuji dalam menggunakan
material batako lebih disebabkan sulitnya memperoleh material batu. Seperti
diketahui, beberapa waktu lalu, kabupaten tersebut menganggarkan dana miliaran
rupiah untuk pengadaan batu. “Ini dilema, disaat masyarakat menuntut kualitas,
pemerintah dihadapkan permasalahan baru. Tapi bagaimanapun, tetap tanggungjawab
pemerintah untuk membangun dengan baik dan professional,” tegasnya.
Diakui
salah seorang pegawai Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Mesuji, penggunaan
batako untuk material utama drainase dan material penunjang pada pembangunan
jembatan sudah berlangsung sejak awal tahun 2016. “Sudah lama menggunakan
batako, saya tidak tahu alasannya apa. Tapi yang terjadi saat ini bangunan
drainase itu berbahan utama batako dan pasti tidak akan berumur panjang seperti
kondisi jalan diseluruh kabupaten ini yang sudah rusak parah. Semua kesalahan
terjadi sejak perencanaan dibuat,” tegasnya.
Dicontohkan
seperti pembangunan drainase di Simpangsaid, Margo Rahayu, Adi Mulyo, Pertigaan
Onggok, Pasar Gedung Boga dan beberapa lokasi lainnya. Agus HM
Pages