Hotmik sekitar 1 kilometer di Pekon Suko Rum, Adiluwih ,Pringsewu yang dikerjakan CV.Wahana Rimba.ist |
PRINGSEWU (PeNa)- Tidak adanya
transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah dan kerusakan sistem dalam
setiap bukaan tahun anggaran kegiatan menjadikan salah satu faktor yang membuat
buruknya kualitas infrastruktur Kabupaten Pringsewu.
Salah satu contoh pelaksanaan
kegiatan yang mengakibatkan pengguna jalan merugi adalah pengerjaan jalan
Hotmik sekitar 1 kilometer di Pekon Suko Rum, Adiluwih ,Pringsewu yang
dikerjakan CV.Wahana Rimba.
Kegiatan diatas hanya salah satu
contoh, masih terdapat ratusan kegiatan pengerjaan jalan di kabupaten tersebut
yang terindikasi mengalami nasib sama.
“Ini rusak dari sistem. Sistem yang
dibangun dari titik nol pemerintahan termasuk yang namanya transparansi pun
sudah terabaikan. Wajar kalau sekarang kita lihat infrastruktur Pringsewu rawan
rusak,” ujar Ketua Masyarakat Transparansi Lampung (Matala), Charles Alizie.
Matala merilis ratusan kegiatan
peningkatan jalan di Kabupaten Pringsewu tahun anggaran 2016 dengan angka yang
funastis. Termasuk puluhan kegiatan fisik yang dikerjakan dengan swakelola oleh
Dinas Pekerjaan Umum. Ditahun 2016, Dinas PU Pringsewu mengelola anggaran
sebesar Rp242,6 miliar. Sedangkan dana yang dihimpun dalam kegiatan mandiri (swakelola)
sebesar Rp4,5 miliar. Termasuk didalamnya pembangunan tahap II gedung DPRD
sebesar Rp25 miliar yang masih menyisakan masalah.
Diperinci, menurut Charles
kegiatan untuk infrastruktur jalan mayoritas dana yang terserap 100% dengan anggaran
minimal sebesar Rp1 miliar dan maksimal Rp7 miliar. “Ada peningkatan ruas jalan
lampu merah-pasar Pardasuka yang menelan dana sampai Rp7 miliar. Ada juga sih
yang peningkatan jalannya menelan dana hanya Rp200 juta saja. Pada intinya kita
bicara perencanaan, pelaksanaan dan pengawasannya,” kata dia.
Pages