JAKARTA
(PeNa)– Pasca dilaunching, Bupati Lampung Tengah Mustafa menindaklanjuti
pemasaran beras singkong dengan melakukan penandatanganan Memorandum of
Understanding (MoU) dengan BPPT dan beberapa pihak swasta terkait program
diversifikasi pangan khususnya yang berbahan dasar singkong.
Dalam
MoU tersebut, Pemkab Lamteng berperan sebagai fasilitator penyediaan bahan baku
dan pemberdayaan masyarakat, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI
sebagai penyedia teknologi dan pendampingan produksi, PT Indo Metro Surya
Andola selaku produksi dan distribusi produk, dan PT Sumber Alfaria Trijaya dan
PT Indomarco Prismatama sebagai pemasaran produk.
Bupati
Lamteng Mustafa mengatakan, penandatanganan ini merupakan bentuk keseriusan
Pemkab Lamteng untuk menyejahterakan masyarakatnya. Dengan diversifikasi pangan
yang sukses dan diterapkan oleh BPPT RI, maka secara resmi singkong yang ada di
Lampung Tengah akan memiliki nilai ekonomi lebih tinggi karena akan diolah
menjadi Beras Sehatku, Beras Sigerku, dan Beras Tiwulku.
“Kami
berharap petani singkong tidak lagi terpaku hanya menjual singkong ke pabrik
dan mengikuti harga tapioka secara nasional. Jadi kalau harga tapioka turun dan
pasokan singkong meluap, otomatis harga singkong anjlok, begitu pula
sebaliknya. Dengan adanya diversifikasi singkong ini, maka petani singkong akan
mendapatkan jaminan harga singkong yang stabil karena akan diolah BPPT untuk
menjadi beras yang nilai ekonominya juga akan meningkat,” ujar Mustafa.
Mustafa
berharap, petani singkong tidak putus asa dan tetap menanam singkong sesuai
dengan kemampuan bertaninya. Apalagi, kata Mustafa, sebagian besar penduduk di
Lampung Tengah menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian. Ia berharap apa
yang dilakukan Pemkab Lamteng ini menjadi terobosan dan jalan keluar yang tepat
untuk mengatasi anjloknya harga singkong dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami
sebagai pelayan masyarakat, berusaha untuk menghadirkan solusi terkait masalah
yang ada di lapangan. Ini merupakan jawaban dan kerja keras yang luar biasa
dari aparatur pemerintahan dan masyarakat Lampung Tengah secara luas yang mampu
bertahan dengan kondisi harga singkong yang sempat tidak stabil,” ucapnya.
Bahkan
Mustafa berharap ke depan Beras Sehatku, Beras Sigerku, dan Beras Tiwulku bisa
go internasional dan bisa dinikmati oleh masyarakat dunia. Hal ini akan menjadi
pencapaian yang luar biasa bagi masyarakat Lampung Tengah yang menjadi pelopor
diversifikasi pangan khususnya yang berbahan dasar singkong.
“Setelah
MoU ini, langkah konkritnya akan kita bahas lagi di bawah. Seperti apa nanti
pola kemitraannya. Yang pasti, Pemkab Lamteng ke depan akan menjamin harga
singkong dan membeli singkong petani karena memang kita ditugaskan sebagai
fasilitator penyediaan bahan baku dan pemberdayaan masyarakat,” ujarnya.
Terpisah,
Kepala BPPT RI Dr. Ir. Unggul Priyanto mengatakan, penandatanganan MoU ini
sebagai bentuk kejelasan kerjasama dan pembagian job deskripsinya. Sehingga
ketika ini nanti berjalan, kita sudah mengetahui tugas masing-masing. Untuk
target-target yang ingin dicapai, kata Unggul, adalah yang pertama membantu
masyarakat keluar dari keterpurukan harga singkong yang selalu ditentukan oleh
pabrik.
“Yang
kedua, ini merupakan langkah yang tepat untuk menjadikan kita secara nasional
tidak lagi terlalu bergantung dengan pasokan beras padi. Dengan adanya
diversifikasi singkong ini, beras konsumsi kita bisa saja menggunakan Beras
Sigerku, Beras Sehatku, dan Beras Tiwulku yang memang dalam sisi kajiannya
sedang kita lakukan. Dan menurut hemat saya, ini merupakan terobosan tepat
untuk mengatasi dua persoalan tersebut,” jelasnya.
Dalam
penandatanganan MoU di kantor BPPT RI di Jalan MH Thamrin, Jakarta itu
dilakukan langsung oleh Kepala BPPT RI Dr. Ir. Unggul Priyanto, Bupati Lamteng
Mustafa, Direktur PT Sumber Alfaria Trijaya, perwakilan PT Indomarco
Prismatama, dan perwakilan PT Indo Metro Surya Andola.(*)
Pages