*Warga blokir lokasi kegiatan

*Puluhan Hektar sawah tertimbun

*Pemerintah dan rekanan tak bertanggungjawab

tambakboyoLAMPUNG TENGAH (PeNa)-Pengerjaan proyek tanggul penangkis banjir Tambak Boyo Seputih Surabaya Lampung Tengah diblokir warga. Mereka tidak terima karena puluhan hektar sawahnya tertimbun tumpukan tanah tanggul dan tidak diganti rugi.

Puncaknya, sejak dua minggu yang lalu, warga memblokade pengerjaan tiga alat berat yang sedang bekerja dilokasi kegiatan. Warga menuntut pemerintah dan rekanan bertanggungjawab atas kerugian yang telah diderita warga karena persawahan yang hilang.

Kegiatan yang menelan dana sebesar Rp10,5 miliar melalui APBN tahun 2015 tersebut merupakan kegiatan lanjutan dari tanggul penangkis sepajang sungai Tambak Boyo untuk tanggul sepanjang 13 kilometer. Pada tahun yang sama juga telah dikerjakan pembuatan tanggul penangkis sepanjang 9 kilometer.

Namun dalam pengerjaan proyek yang sedang berjalan ditolak warga karena berdasarkan perhitungan warga terdapat 32 hektar ladang persawahan yang ikut terkeruk dan tidak ada ganti rugi dari pemerintah.

“32 herktar itu, merupakan luasan lahan sawah warga yang terkena pengerukan belum dihitung luasan lahan sawah milik warga yang tertimbun oleh tanah dari pengerukan tersebut,” ujar Mukmin salah seorang warga.

Ditegaskan, warga tetap akan melakukan perlawanan terhadap kegijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak kepada rakyat. “Kami semua tahu kalau tujuannya adalah untukkebaikan tapi tidak dengan cara yang merugikan kami seperti ini. Itu tanah sawah yang saya punya hanya satu-satunya luasanya juga tidak seberapa tapi sekarang sudah tertimbun, memang masih sisa tapi ya bukan persawahan namanya karena tinggal beberapa meter saja,” kata dia.

Kegiatan pada Satuan Non Vertikal Tertentu di Balai Besar Wilayah Sungai Mesuji-Sekampung tersebut merupakan pelaksanaan dari APBN 2015 yang seharusnya berdasarkan kontrak harus rampung pada 31 Desember 2015 lalu. Tanggul sepanjang 13 kilometer tersebut dikerjakan dengan tiga alat berat, namun sejak beberap hari lalu hanya dua lalat berat yang difungsikan karena satu alat lainnya dalam keadaan rusak.

“Saya baru beli lahan itu, tapi belum sempat diolah karena pemilik sebelumnya baru panen, lahan saya sudah hilang,” ujar Rohmat petani lainnya.

Sebanyak 32 hektar lahan sawah yang terkeruk tersebut belum ditambah dengan luasan lahan yang tertimbun. Lebar galian sendiri mencapai 25 meter sepanjang 13 kilometer belum termasuk, lebar lahan yang tertimbun dikanan dan kiri galian tersebut. “Saya kira bisa tidak kali lipat tuh luasan lahan sawah yang tidak dapat digunakan,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala BBWSMS, Syarifudin tidak belum dapat dimintai keterangan, telpon dan pesan singkat yang dikirimkan ke nomor 081809995xxx tidak diangkat dan tidak dijawab. Begitu juga Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Ani Rahayu kendati nomor aktif di 081272807xxx tapi dijawab. GUS