Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) mengaku sulit untuk menentukan target medali pada SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, 19-31 Agustus.

"Kendalanya banyak, salah satunya karena tempat latihan yang tercerai-berai," kata Sekretaris Umum PB PASI Tigor M Tanjung saat bertemu media di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Karena sedang ada perbaikan fasiltas kawasan Gelora Bung Karno sebagai persiapan Asian Games 2018, pelatnas atletik terpaksa dipindahkan dari Stadion Madya.

"Ada yang latihannya di Ragunan, ada juga yang di Cibinong. Jadinya terpisah-pisah. Ini jadi kendala, karena itu akan sulit bagi atletik untuk berprestasi pada SEA Games nanti," kata Tigor lagi.

Tigor menjelaskan juga bahwa PASI saat ini sudah menyusun strategi dengan tujuan lebih besar yaitu meraih medali pada Asian Games 2018 dan Olimpiade 2020.

PASI pun mendatangkan pelatih terbaik dunia pada 2016 dari Amerika Serikat, Harry William Marra (69), untuk berbagi ilmu kepada atlet dan pelatih nasional.

Marra akan memberikan coaching clinic pada 12-23 Februari. Dia akan melatih delapan nomor, termasuk lompat jauh dan lari gawang.

"Dari situ akan dilihat atlet yang berpotensi. Mereka yang terpilih akan dikirim ke AS untuk belajar langsung dengan Marra," kata Tigor.

Tigor mengatakan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi pelatih dan pemain jika ingin belatih di AS, selain soal kemampuan.

"Atletnya harus tangguh dan disiplin. Dia juga harus tahan tinggal jauh dari rumah," kata Tigor.

"Pelatih, dia harus orang yang mau belajar, lalu bersedia berbagi ilmu. Dan yang penting, harus loyal sama atletik," ujar dia menambahkan.

Di AS, mereka akan berlatih di tempat Marra melatih yaitu Westmont College di Santa Barbara.