PESAWARAN (PeNa)-Apotik Rumah Sakit Umum Gladis
Medical Center (RSU GMC) Pesawaran diduga telah salah memberikan obat hingga
menewaskan dua bayi yang masih dikandungan.
Pasangan suami istri Sulaiman (29) dan Lestiani
(25) warga Dusun Bangunharjo, Desa Tamansari, Gedongtataan saat ditemui
dirumahnya mengungkapkan bahwa pada hari Senin (15/1) pagi istrinya (Lestiani)
mengalami pendarahan.Lalu ia berinisiatif berkonsultasi kepada Bidan Aini di
RSU GMC. Kemudian, saat itu dianjurkan untuk melakukan Ultra Sonografi
(USG).
"Bidan Aini menyarankan untuk melakukan USG di
GMC, kemudian sore harinya istri saya diantarkan oleh kakaknya untuk melakukan
USG di GMC, dan diberi resep obat untuk ditebus di apotik," kata dia, Rabu
(18/1).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, menurut dia, bidan
tersebut memberikan resep obat untuk penguat kandungan lalu menebus obat
tersebut di apotik yang berada di RSU GMC.
"Tetapi, resep yang diberikan oleh Bidan
tersebut memang benar, untuk penguat kandungan, namanya Ustrosegtan, namun
pegawai apotiknya malah memberikan obat Gastrul yang tidak sesuai dengan
di resep," kata dia.
Kemudian pulang, dan saat sore hari istrinya
meminum obat tersebut. Usai meminum,pada malam hari Lestiani mengalami
mual-mual dan kontraksi.
"Istri saya mengalami pendarahan kembali,
bahkan lebih parah dari sebelumnya, dan kemudian disaat yang bersamaan dua
janin kembar itu juga keluar," ucapnya.
Setelah itu, ia berkonsultasi dengan kakaknya, yang
juga pegawai medis, setelah itu, kakaknya tersebut mengatakan bahwa obat dari
RSU GMC, bermerk Gastrul adalah untuk perontok kandungan.
"Kalau kata kakak saya, itu obat perontok
kandungan bukan obat penguat kandungan," tuturnya.
Sulaiman juga mengatakan, setelah mengalami
keguguran dirinya mendatangi kembali RSU GMC, dan pihaknya akan
bertanggungjawab atas kejadian ini.
"Namun setelah beberapa hari tidak ada
kejelasan, saya datangi kembali GMC, dan disaat itulah mereka mulai
berbelit-belit seolah-olah lepas tangan," ujar dia.
Sedangkan pihak RSU GMC saat ingin dikonfirmasi,
Direkturnya tidak berada di tempat, dan bidan yang menangani juga tidak berada
ditempat. Hal tersebut disampaikan salah seorang pegawai bernama Ariani yang
meminta PeNa untuk kembali esok harinya.
"Maaf, pak, Direkturnya tidak ada ditempat,
besok saja kembali ke sini," tegas dia. (PeNa-Spt)
Pages