Seniman di TIM Merasa Terpinggirkan dan Mengadu ke Relawan Anies

Jakarta - Relawan pasangan calon gubernur Anies Baswedan-Sandiaga Uno berkampanye di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur. Dipimpin Boy Sadikin, mereka mendengar suara pegiat seni di lokasi ini.

Boy, yang merupakan Ketua Tim Relawan Anies-Sandi, berkampanye di Jl Kemuning 3 No 29, RT 10 RW 04, Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (10/1/2017). Salah seorang perempuan yang mengaku sebagai seniman dari Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, bernama Bella mengutarakan keluh kesahnya.
"Kami merasa terpinggirkan dan tidak diperhatikan sama sekali," kata Bella.
Keluhannya adalah soal pengelolaan TIM melalui unit pelaksana teknis (UPT) bentukan Pemerintah Provinsi DKI. Sebagaimana diketahui, Pergub Nomor 109 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pengelola PKJ TIM adalah landasan hukum yang mendasari dibentuknya UPT itu. UPT itu digunakan agar penyaluran subsidi dari Pemprov DKI bisa lebih baik dan stabil.
"Ditambah di TIM memakai sistem UPT. Itu membuat kami tidak produktif," kata Bella.
(Baca juga: Soal UPT, Tim Ahok: Berapa Seniman yang Nggak Setuju)
Perempuan berpakaian hitam ini menyatakan banyak seniman dipersulit dengan adanya peraturan-peraturan dari pihak pemerintah. Padahal seniman cuma ingin berkarya. Ada pula fasilitas di TIM yang mereka butuhkan, seperti masjid. Dia menuntut Pemprov DKI membangun masjid. Selanjutnya, dia membacakan puisi.
Puisi Menuju Pintu
Menuju pintuDalam kematian yang panjang aku terlelap karya mengental terhadap obsesi-obsesi liarKiblatku tak jelasKitabku hilang entah kemanaAda pintu terkuak menawarkan ruang menyempitAku siap dengan doa-doaAku siap menuju pintu
Seniman di TIM Merasa Terpinggirkan dan Mengadu ke Relawan AniesKetua Relawan Anies-Sandi, Boy Sadikin, kampanye di Utan Kayu (Dewi Irmasari/detikcom)

Boy Sadikin mengatakan Anies-Sandi akan berusaha memenuhi harapan baik dari setiap pendukungnya. Dia menyeru kepada pendukung agar berjuang memenangkan Anies-Sandi dalam satu putaran, agar biayanya lebih murah.
"Jadi untuk ini marilah kita relawan di sini berjuang untuk Anies-Sandi. Lebih bagus satu putaran," kata dia.
Acara kampanye kali ini berformat panggung terbuka, siapa pun pendukung Anies-Sandi bisa naik panggung berorasi atau membaca puisi. Pendukung Anies-Sandi, yakni Indra Jaya Piliang, menyatakan orang-orang Jakarta kini terlihat kurang senyum.
"Wajah-wajah di sini saya lihat lebih banyak tidak senyum. Itu berarti indeks masyarakatnya tidak bahagia. Di Bhutan itu banyak, tertawa adalah wajib. Ayo kita tertawa. Kalau Bapak-Ibu ingin melihat gubernur yang ganteng, Anies itu kalau marah saja pasti kita lihat dia tertawa. Wajah dia itu sudah wajah senyum. Sandiaga apalagi (juga berwajah murah senyum)," tutur Indra.