Jadi Bandar Narkoba, 2 ABG Pekanbaru Ditangkap

Pekanbaru - Tidak salah lagi jika Pemerintah sekarang menyebut Indonesia  darurat narkoba. Buktinya, di Pekanbaru 2 orang anak baru gede (ABG), bersama 2 pemuda lainnnya, ditangkap karena menjadi bandarnya. Duh!

Bandar narkoba tak lagi dikuasai kalangan orang dewasa. Peredaran narkoba kini juga menjadi lahan para ABG. Di Pekanbaru, Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Senapelan, sudah dikenal sebagai 'Kampung Narkoba'.

Tim Polresta Pekanbaru pada Kamis (24/3/2016) malam menggerebek rumah warga di sana. Hasilnya, 4 pemuda tertangkap tangan sebagai bandarnya. Tak tanggung-tanggung, barang bukti yang disita ada 1 kg sabu yang sudah dikemas dalam ratusan paket siap dikonsumsi. Selain itu, ada juga 200-an butir pil ekstasi yang disita.

"Keempat tersangka sudah kita amankan sekarang. Mereka masih remaja namun sudah bisa menjadi bandar narkoba," kata Waka Kapolresta Pekanbaru AKBP Putut Wicaksono, se3bagaimana yang dilansir detikcom, Jumat (25/3/2016).

Putut menjelaskan, keempat bandar itu adalah, R (20), EP (15), AP (15) dan RJ (21). Mereka semuanya berasal dari Kampung Dalam. Ketika digerebek, ditemukan sabu yang sudah dikemas dalam plastik bening.

Kemasan paket narkoba ini harganya bervariasi, mulai dari Rp 100 ribu sampai harga paket Rp 1 juta. Selain itu, ditemukan 200 butir ekstasi warna ungu bentuk love. Ada juga psikotropika jenis H5 (happy five) 160 butir. "Uang hasil transaksi ada kita sita senilai Rp 4,5 juta," kata Putut.

Pihak kepolisian kini sedang mendalami soal peredaran narkoba ini. Terutama untuk menelusuri siapa pemasok narkoba ini ke para bandar yang masih belia.

"Kita masih mendalami dari mana mereka bisa mendapatkan barang bukti tersebut," kata Putut.

Sebagai catatan, Kampung Dalam di Pekanbaru letaknya di ujung Jl Sudirman, Pekanbaru di tepi sungai Siak. Sudah sering pihak kepolisian melakukan penggerebekan di sana.

Kampung Dalam atau yang kerap disebut Kampung Narkoba ini dikenal sebagai tempat sarang bandar narkoba terbesar di Riau. Pengedarnya tak hanya kalangan kaum Adam saja. Malah sebagian ibu-ibu di sana juga pernah kedapatan sebagai pengedar.

Penjualan narkoba di kawasan itu seakan sudah menjadi mata pencaharian warga di sana. Urusan narkoba bukan hal yang tabu untuk diperbincangkan masyarakat setempat.

Kondisi permukiman di kawasan itu sangat padat sekali. Dari rumah yang satu ke rumah yang lain, hanya dibatasi tembok. Malah sejumlah bandar narkoba di sana selalu memasang kamera pengintai (CCTV) di bagian luar rumahnya sampai di bagian pintu masuk.

Pemasangan kamera itu semata-mata hanya untuk memonitor bila ada razia pihak kepolisian. Setiap rumah pengedar pintunya menggunakan jeruji besi. Hal itu untuk menghalangi pihak kepolisian bila ingin menggerebek. Dengan pintu besi yang sulit ditembus, biasanya para pengedar bisa kabur lewat jalan lorong kecil yang bisa menyelinap ke rumah lainnya. Begitulah kecanggihan para bandar narkoba di Kampung Dalam. PeNa