Wakil Ketua DPR Agus Hermanto mengatakan pengaduan terhadap Fahri Hamzah ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) soal cuitan 'babu' merupakan atas nama pribadi Fahri. Dia menyerahkan tindak lanjut aduan tersebut ke MKD.


"Setahu saya Pak Fahri atas nama pribadi bukan pimpinan dewan sehingga tentunya yang terkena dampak langsung adalah pribadi Pak Fahri sendiri, sehingga kami persilakan masyarakat yang ingin mengadukan dugaan, barangkali ada pelanggaran etika bisa diselesaikan di MKD," ujar Agus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2017).

Seperti diketahui, Fahri diadukan oleh Koalisi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan Buruh Migran Indonesia Jumat (27/1). Hari ini, Fahri akan kembali diadukan oleh Koalisi 55 Organisasi Buruh Migran Indonesia di Hong Kong yang tergabung dalam Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI).

"Kita tidak boleh menilai seseorang. Biarlah semua ini selesaikan secara hukum dan aturan. Aturannya kalau ada dugaan pelanggaran etika, yang selesaikan MKD, sehingga kita harus mendorong persoalan ini diselesaikan oleh MKD," kata Agus.

Politikus Partai Demokrat ini mengatakan pengaduan ke MKD merupakan hak setiap masyarakat. Siapa pun dapat melaporkan ke MKD jika memang ada dugaan pelanggaran etika oleh anggota dewan.
"Melaporkan ke MKD adalah kewenangan masyarakat RI sehingga ini juga dilindungi konstitusi manakala siapapun kalau memang ada hal yang kurang berkenan, ada yang melaporkan, tentunya akan ditindaklanjuti oleh MKD," ujar Agus.

Agus tidak ingin ikut campur soal dugaan pelanggaran etika Fahri. Dia mengaku belum berkomunikasi langsung ke Fahri soal cuitan 'babu', termasuk belum pernah dibahas pada rapat pimpinan.
"Saya belum pernah komunikasi soal masalah ini. Saya mendengar dari sosial media. Sekali lagi informasi dari sosial media, baik secara kedinasan maupun pertemanan belum bicara ke beliau," imbuh Agus.

Tweet Fahri Hamzah yang dipersoalkan adalah yang berbunyi 'Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela'. Sebelumnya, Fahri sudah memberi penjelasan soal tweet-nya tersebut. Fahri menjelaskan cuitan itu terkait dengan maraknya tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia.

"Perasaan tidak adil saja bahwa saya mendapat laporan soal penganiayaan dan perbudakan. Di sisi lain, tenaga kerja kasar dari luar masuk tanpa halangan," ujar Fahri saat dimintai konfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (24/1) malam.