w750_h400px__1428656568

BANDARLAMPUNG (PeNa)-Kontraktor pembangunan jembatan layang (flyover) Kimaja—Ratu Dibalau, PT Sangbima Ratu (SBR) akhirnya memperbaiki lampu jalan yang sempat padam.
Menurut Rosidin, pelaksana lapangan pembangunan Flyover Kimaja, padamnya sebagain besar lampu jalan disebabkan putusnya konektor instalasi kabel ke sambungan arus listrik PLN.

“Makanya hampir sebagian besar lampunya mati. Sambungan arusnya putus, bukan bohlamnya,” kata dia, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (06/04).

Sebenarnya, kata dia, jika kerusakan pada bagian instalasi listrik maupun jaringan itu merupakan tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum (PU), bukan lagi kontraktor.

“Kecuali bohlamnya putus, itu baru tanggungjawab kami. Tapi sebagai bentuk tanggung jawab, tetap kami perbaiki semalam,” ujarnya.

Selasa malam, pihaknya sudah memperbaiki jaringan lampu sebelah kanan flyover dan hasilnya sebagain sudah hidup kembali.

“Nah, malam ini akan coba kami cek kembali. Mudah- mudahan bisa hidup lagi yang sebelah kiri,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, proyek pembangunan lampu jalan di Flyover Kimaja—Ratu Dibalau diduga bermasalah. Pasalnya, baru hitungan bulan dioperasikan, puluhan lampu sudah mati.

Parahnya lagi, dari 48 titik lampu jalan yang ada hanya dua yang masih hidup, sisanya mati. Diduga kuat, proyek yang dikerjakan oleh PT Suci Karya Badinusa (Subanus) dan PT Sangbima Ratu (SBR) itu tidak sesuai dengan spesifikasi.

Dikonfirmasi mengenai hal itu, Selasa (05/04), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek flyover Kimaja—Ratu Dibalau, Azwar tidak mau berspekulasi terhadap dugaan tersebut.

“Yang pastinya, hari ini rekanan sudah kita minta turun untuk memperbaiki. Kemungkinan, yang rusak itu sambungan kabel bukan bohlamnya,” kata Azwar yang juga merangkap sebagai Kabid Bina Marga Dinas PU Bandarlampung.

Dia mengatakan, hingga Juni 2016 nanti seluruh bangunan berikut lampu jalan di Flyover itu masih tanggung jawab rekanan. Apalagi, pengadaan Penerangan Jalan UMUm (PJU) flyover itu termasuk ke dalam kontrak pembangunan senilai Rp35 miliar.

Namun, saat ditanya total anggaran untuk pengadaan lampun jalan itu, Azwar mengaku lupa. “Untuk lebih detailnya saya lupa, kontraknya ada di kantor,” ujarnya.

Sementara, Kabid PJU Dinas Kebersihan dan Pertamanan (Disbertam) Bandarlampung, Basuni Ahyar mengatakan, pihaknya pernah meminjam kunci panel boks lampu jalan flyover kepada rekanan untuk mencoba mengecek apa kerusakannya.

Tapi, kata dia, pihak rekanan tidak bersedia memberikan kunci panel boksnya. “Mungkin mereka khawatir alatnya diganti karena itu (lampu, Red) masih tanggung jawab mereka, belum serah terima ke Dinas PU,” kata Basuni.

Memang, kata Basuni, jenis bola lampu yang terpasang di flyover Kimaja-Ratu Dibalau berbeda dengan jenis lampu yang dimiliki oleh Disbertam.

“Kalau yang di flyover Kimaja itu bola lampunya warna putih, kalau kita kan pakai yang bagus, cahayanya kuning merk Philips,” ujar Basuni.

Kendati demikian, pihaknya bersedia mengganti bohlam itu nantinya jika sudah ada berita serah terima dari Dinas PU ke Disbertam.

“Dengan catatan, saat kita terima kondisi lampunya sudah hidup seperti semula,” pungkasnya.

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Bandarlampung, Heriyadi Payakun mempertanyakan kualitas lampu jalan di flyover Kimaja-Ratu Dibalau.

Menurutnya, hal itu patut menjadi sorotan publik karena usia lampu jalan di lokasi itu masih seumur jagung, jika dibanding dengan lampu jalan lainnya.

“Masa iya baru hitungan bulan sudah rusak. Dibadingkan lampu di flyover Gajahmada yang sudah tahunan tapi tidak ada masalah,” kata dia kepada wartawan.(PeNa)