Presiden Joko Widodo (kedua kanan) meninjau Jembatan Pakkasih usai diresmikan di Kecamatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Selasa (22/3).



 PONTIANAK - Kepala Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jembatan Tayan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yudha Handita mengatakan Jembatan Tayan yang dibangun dengan dana sebesar Rp1,028 triliun dalam kondisi layak untuk digunakan.

"Setelah diresmikan Presiden pada hari ini, maka kondisi jembatan itu sudah siap untuk digunakan masyarakat dan masyarakat tidak perlu khawatir untuk melintasinya, karena kita telah melakukan uji coba," kata Yudha di Pontianak, Selasa.

Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan uji coba dengan cara membuka jembatan untuk dapat dilintasi kendaraan sejak 19 Februari 2016.

"Kita telah lakukan open traffic bagi pengguna jalan, di mana sebelumnya uji coba dilakukan selama dua minggu dan tidak ditemukan masalah, sehingga penggunaan jembatan kita lanjutkan hingga saat ini," tuturnya.

Yudha menuturkan, sebelum ada jembatan tersebut, penyeberangan untuk orang dan motor, mengunakan motor tambang (perahu kelotok) dengan waktu tempuh lebih dari 10 menit ditambah waktu antriannya yang tidak bisa dipastikan.

Sementara untuk roda empat atau truk menggunakan kapal ferry dengan waktu tempuh 20 menit ditambah waktu antriannya.

Para pengguna ferry harus membayar ongkos yang cukup mahal sekuar Rp100.000 sampai Rp150.000 untuk satu kali penyeberangan. Sementara untuk truk bermuatan penuh bisa mencapai Rp230.000 sekali menyeberang.

"Dengan adanya jembatan ini, tentu para pengguna jalan semakin merasa terbantu karena sekarang mereka tidak perlu lagi membayar," katanya.

Dalam kesempatan yang sama dia juga mengajak masyarakat untuk ikut menjaga dan merawat jembatan yang telah terbangun tersebut. Masyarakat diharapkan tidak melakukan vandalisme dengan mencoret-coret jembatan atau melakukan hal-hal yang dapat merusak dan mengganggu fungsi jembatan.

Menurut dia, masyarakat sekitar sangat antusias terhadap keberadaan jembatan itu, karena jembatan tersebut sebelum diresmikan dijadikan tempat berfoto-foto.

"Jembatan ini dibangun dengan modal investasi yang sangat besar dengan tujuan meningkatkan aktivitas dan pertumbuhan ekonomi, sehingga sayang kalau fungsi utamanya tersebut terganggu dengan adanya masyarakat yang foto-foto di tengah jembatan," katanya.

Selain itu, lanjutnya, Satker Pelaksana Jembatan akan bekerjasama dengan kecamatan setempat sedang berupaya menata kawasan di ujung sisi jembatan.