Hidran (Ilustrasi)
SURABAYA - Ratusan sumur kebakaran untuk membantu pemadaman kebakaran di pemukiman padat penduduk Kota Surabaya saat ini banyak yang tidak berfungsi.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Surabaya Chandra Oratmangun di Surabaya, Senin, mengatakan ada sekitar 227 sumur kebakaran yang aktif, sedangkan sekitar 100 sumur kebakaran tidak aktif.

"Kebanyakan yang tidak aktif adalah sumur kebakaran peninggalan Pemerintah Belanda pada zaman dahulu," ujarnya.

Menurut dia, sumur kebakaran yang tidak aktif itu saat ini kondisinya rusak akibat adanya pelebaran jalan.

"Jadi modelnya seperti tandon bawah tanah yang muatannya sekitar 14.000 liter. Jadi jika ada kebakaran di perkampungan sumur tersebut bisa langsung digunakan," katanya.

Sumur tersebut, lanjut dia, selalu penuh karena terhubung langsung dengan pipa air milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya. "Sejak lama kami sudah bekerja sama dengan PDAM," ujarnya.

Namun demikian, lanjut dia, ada usulan dari warga untuk penambahan sumur kebakaran di sejumlah wilayah di Kota Surabaya.

Usulan tersebut disampaikan dalam Musyawaran Perencanaan Pembangunan (Musrembang).
"Rencana tahun ini ada penambahan 16 titik," katanya.

Ia menjelaskan selain sumur kebakaran yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran, juga ada hidran kebakaran atau perangkat keamanan aktif yang memungkinkan layanan darurat seperti saat pemadam kebakaran dengan cepat.

"Hanya saja kalau hidran ini dimiliki perusahaan tertentu. Jadi mereka menyiapkan jika terjadi kebakaran bisa disambungkan ke pipa milik pemadam kebakaran.